Telah banyak pengembangan yang dilakukan terhadap digital forensik, berikut ini adalah beberapa paper yang membahas isu - isu di digital forensik agar didapatkan solusinya.
Judul : Common Phase of Computer Forensic Investigation Model
Disusun oleh : Yussof, Y., Ismail, R., Hassan, Z.
Disusun oleh : Yussof, Y., Ismail, R., Hassan, Z.
Tahun : 2011
Issue : Investigation models yang bisa digunakan menangai tiap kasus
Meningkatnya kegiatan kriminal menggunakan digital dalam informasi sebagai sarana atau sasaran menjamin untuk secara terstruktur dalam berurusan dengan mereka. Sejak tahun 1984 ketika sebuah proses formal telah diperkenalkan, sejumlah besar proses investigasi forensik komputer baru dan ditingkatkan telah dikembangkan. Dalam tulisan ini, kita meninjau proses penyidikan karena beberapa yang telah dihasilkan selama bertahun-tahun dan kemudian mengidentifikasi proses umum bersama. Mudah-mudahan, dengan identifikasi proses umum beling, itu akan membuat lebih mudah bagi pengguna baru untuk memahami proses dan juga untuk melayani sebagai konsep yang mendasari dasar untuk pengembangan satu set baru proses. Berdasarkan proses umum bersama, kami mengusulkan komputer forensik Model investigasi generik, yang dikenal sebagai GCFIM.
Solusi
Untuk mengatasi perbedaan Model Investigasi yang diterapkan tersebut, maka perlu dibuat standar penyeledikan yang dapat digunakan untuk semua lini penyeledikan sehingga hasil penyelidikan tersebut tidak memiliki perbedaan dan nantinya bisa dibawa kepengadilan.
Judul : Membangun Integrated Digital Forensics Investigation Framework (IDFIF) Dengan Metode Sequential Logic
Disusun oleh : Rahayu, Y., Prayudi, Y.
Tahun : 2014
Sumber : https://www.academia.edu
Issue : DFIF standar yang bisa mengakomdir DFIF yang ada
Penggunaan DFIF yang berbeda-beda akan menyebabkan pembuktian yang dihasilkan sulit diukur dan dibandingkan. Sedangkan dalam kenyataannya persidangan selalu melibatkan lebih dari satu pihak untuk pembuktikan sebuah fakta persidangan. Pengukuran dan pembandingan akan muncul ketika salah satu pihak tidak puas atas hasil pembuktian pihak yang lain.
Solusi
Perlu adanya DFIF standar yang dapat mengakomodir DFIF yang telah hadir sebelumnya. Metode Sequential Logic merupakan metode yang memiliki keterikatan atas latar belakang masukan terhadap keluarannya.Metode ini memiliki karakteristik yang dapat merekam histori dari masukan, sehingga dapat diasumsikan metode tersebut dapat melihat urutan DFIF sebelumnya untuk membentuk DFIF yang baru.
Judul : Digital Forensics to Intelligent Forensics
Disusun oleh : Alastair Irons dan Harjinder Singh Lallie
Tahun : 2014
Sumber : http://www.mdpi.com/1999-5903/6/3/584/pdf
Issue : Pengembang Teknik Investigasi Untuk Menghadapi Cybercrime
Teknik investigasi dikembangkan oleh penegak hukum menjadi kurang memadai untuk menangani semakin banyaknya jenis investigasi kejahatan. Perkembangan cybercrime dan kompleksitas jenis cybercrime bersama dengan terbatasnya waktu dan sumber daya (segi komputasi dan manusia), menjadikan investigator lebih sulit dalam menjalankan investigasi digital forensics untuk mendapatkan hasil yang tepat waktu. Untuk melakukan manajemen investigasi cybercrime, seperti proses identifikasi, pemulihan, analisis, dan dokumentasi dengan lebih baik, perlu mempertimbangkan proses dan prosedur investigasi digital yang lebih efektif dan efisien. Sehingga tidak menimbulkan permasalahan yang lebih komplek.
Dengan adanya perkembangan teknologi dan lingkungan yang berpotensi terjadinya cybercrime, seperti high performance computing, cloud computing, sosial media, dan penggunaan teknologi mobile, maka perlu adanya pertimbangan mengenai tools dan teknik yang lebih mumpuni bagi investigator digital forensik.
Solusi
Perlu adanya peningkatan penggunaan sumber daya yang tersedia dan peningkatan kapabilitas dari software dan tools forensik dalam mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah dengan mengaplikasikan intelligence technique dalam investigasi digital forensik dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu.
Dengan mengaplikasikan prinsip dan prosedur dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence) ke digital forensik dan ke inteligen forensik, diharapkan dapat menjadi teknik yang memadai dalam menangani domain cybercrime yang lebih besar dan kompleks.
Judul : FACE: Automated digital evidence discovery and correlation
Disusun oleh : Andrew Case*, Andrew Cristina, Lodovico Marziale, Golden G. Richard, Vassil Roussev
Tahun : 2008
Sumber : http://dfrws.org/2008/proceedings/p65-case.pdf
Issue : Tools yang secara otomatis mampu menemukan bukti dan memberikan korelasi dari target forensik
Tools Digital Forensik yang ada kebanyakan digunakan untuk tugas tersendiri atau tertentu sehingga memerlukan sedikit usaha jika ingin membuatnya beroperasi satu sama lain. Hal ini membuat kesulitan penyidik dan juga memakan waktu ketika membangun pandangan yang lebih luas mengenai kondisi dari sistem yang diselidiki.
Solusi
Diperlukan suatu tool yang dapat menganalisa data dengan cepat semua jenis target forensik sehingga memberikan penyidik waktu dan pahaman mendetail mengenai kondisi dari sistem yang sedang di forensik.
1 komentar:
Terimakasih banyak atas informasi yang diberikan. Semoga artikel ini bermanfaat
Posting Komentar